Tafakkur Sang Wayang

Wejangan menjelang imtihan (ujian)

Menghafal untuk dilupakan Setelah itu ditumpuk lagi dengan beberapa hafalan baru yang pemahamannya saja masih belum menyentuh bungkus dari ...

Senin, 19 Maret 2018

Wejangan menjelang imtihan (ujian)

Menghafal untuk dilupakan
Setelah itu ditumpuk lagi dengan beberapa hafalan baru yang pemahamannya saja masih belum menyentuh bungkus dari apa yg harus dipahami dalam isi
Karena kebanyakan sistem pembelajaran menghendaki demikian
Bagi sang pelaku?
Mereka hanya brpikir cara perolehan nilai terbaik kemudian berlanjut dengan perebutan juara seperti biasanya.
Ada lagi malah yang masa bodoh.
Entah mau paham kek mau kagak,
mau dapet nilai bagus kek mau jeblok, asal bisa keluar dg predikat *lulusan.... atau semisal *khataman..... 
Dan beberapa kemirisan yang sedemikian rupa.
Saya disini berbicara demikian karena melihat kebanyakan dari kejadian yang saya amati.
Selebihnya?
Yawis ben to. Kan saya hanya bilang kebanyakan.
_
Karena pada umumnya, kecerdasan tanpa pengaplikasian di dalam rangking akan terkesan cuma-cuma.
Dan perolehan rangking tanpa pemahaman murni?
Wah... malah bahaya.

Lha kok bisa?
Ya saumpama nak mau ngopi terus gak ono cangkir nya, nak kau nyruput bagaimana ?
-
Dan bagi para pencari ilmu yang sebentar lagi akan menghadapi ujian
Saran pribadi untuk diri sendiri dan bagi orang² yang mau mengikuti,
Tak usah lah ngebut belajar, asalkan waktu mengerjakan ingat jawaban.
Hehe
-
Dengan cara?
(Lha sing ujian sapa, sing takoni sapa.
Pikir dewe lah) 😠

Tidak ada komentar: